Selamat Pagi, dua suku kata
yang saat ini sedang ingin ku teriakan dengan seluruh tenaga untuk mengambarkan
betapa aku menikmati pagi. mungkin sudah terlalu lama aku tak pernah berjumpa
dengannya, menikmati secangkir kopi sambil duduk mengkonsumsi nikotin yang siap membunuh ku kapan saja bagai
bom waktu yang melekat di tubuhku.
Kunikmati setiap detik yang
berlalu, setiap butir embun yang menetes dari bibir daun dan jatuh membasuh
bumi. Kuhirup molekul-molekul o2 yang banyak disajikan alam saat ini hanya
untuk membasuh paru-paru ku yang sudah dijejali zat-zat pembunuh didalamnya, mendengarkan
kicauan burung yang mampu bekas-bekas kebisingan yang menodai telinga, dan
kunikmati transisi warna gelap menjadi terang secara perlahan. Sungguh kombinasi
yang sangat sayang apa bila dilewatkan.
Pagi, jumpa ku dengan mu
kali ini mampu tenangkan segala gusar ku, luluhkan segala penat yang membebani
jutan sel saraf didalam cangkang kepalaku, merenovasi kembali otak ku yang
sudah hampir bobrok ini.
Pagi jangan pergi, tinggalah
disini untuk sesaat lebih aku masih sangat merindukan mu, aku masih ingin
mencumbumu lebih lama lagi, karena entah kapan kita dapat berjumpa kembali
entah satu minggu, dua minggu, satu bulan atau mungkin beberapa bulan kedepan, Temani
aku lebih lama lagi wahai pagi.
Matahari terlihat begitu
cemburu dengan kemesraan kita, dia mulai menaiki singaasananya dan memaksa kita
untuk mengakhiri pertemuan ini, sampai jumpa kembali lain waktu wahai pagi dan
segala komposisi penyusunmu, tetes embun yang bening, molekul-molekul suci o2, alunan
musik alam dan transisi warna yang indah..
No comments:
Post a Comment