Melihat beberapa tayangan
iklan di televisi tentang produk kecantikan membuat saya sedikit merenung. Saya
ingat beberapa produk pemutih wajah atau kulit yang pernah ditayangkan di
televisi, mulai dari kulit putih yang dihubungkan dengan putihnya hati nurani
hingga, putihnya kulit berpeluang menemukan cinta. Mereka yang kurang putih
selalu digambarkan dengan keadaan yang murung atau sering dilewatkan oleh
pujaan hati yang didambakan.
Saya jadi berfikir dan
kembali mengoreksi diri saya, sepanjang perjalanan hidup saya, saya belum
pernah menemukan seseorang yang meninggalkan kekasihnya karena kurang putih,
bahkan untuk saya sendiri itu tidak pernah saya lakukan, bagi saya pribadi saya
bukanlah orang yang menentukan pasangan saya dari kadar melamin yang ada di
dalam kulit mereka, dalam urusan mencari pasangan saya lebih mementingkan
bagaimana cara dia dapat membuat nyaman saya, dan dapat menyeimbangkan saya
dalam hati dan jiwa, sesuatu yang tidak bisa divisualisasikan atau dijelaskan
dengan lisan, Warna kulit bukanlah penentu kebahagian dan cinta.
Sudah menjadi rahasia umum
dibalik pembuatan iklan-iklan produk kecantikan atau produk pemutih kulit,
bahwa bintang-bintang iklan pemutih kulit tersebut memang sudah putih dari
sananya, atau hanya sekedar tambahan efek cahaya saja saat pengambilan gambar
untuk iklan tersebut. Naun sangat disayangkan seolah menepis realita itu para
wanita masih berlomba-lomba membuat kulit mereka seputih mungkin hanya untuk
memenuhi standar cantik masyarakat.
Saya banyak berbincang dengan
rekan-rekan saya sesama pria, tidak sedikit mereka malah merasa risih terhadap
pasangan mereka yang selalu mempersoalkan berat badan, putihnya kulit, dan gaya
berbusana mereka. Rekan-rekan saya merasa bahwa mereka tidak pernah menuntut
pasangan mereka untuk tampil cantik, berkulit putih, bertubuh langsing atau
berpakaian bak seorang model ternama, kalau sudah cinta ya cinta saja. Namun
banyak wanita yang berkata bahwa pria seperti ini hanyalah pria munafik, tapi
memang itu kenyataannya yang saya dapat dari sebagian besar rekan sesama pria
selama perjalanan hidup saya.
Lalu untuk apa para wanita
masih berlomba-lomba berdandan mempercantik diri mereka? Dan untuk siapa ? toh
pasangan mereka saja malah merasa risih, dan pasangan mereka bisa menerima
mereka apa adanya.
No comments:
Post a Comment