Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu

Friday, 29 November 2013

Cinta Tak Sebatas Fisik



Melihat beberapa tayangan iklan di televisi tentang produk kecantikan membuat saya sedikit merenung. Saya ingat beberapa produk pemutih wajah atau kulit yang pernah ditayangkan di televisi, mulai dari kulit putih yang dihubungkan dengan putihnya hati nurani hingga, putihnya kulit berpeluang menemukan cinta. Mereka yang kurang putih selalu digambarkan dengan keadaan yang murung atau sering dilewatkan oleh pujaan hati yang didambakan.

Saya jadi berfikir dan kembali mengoreksi diri saya, sepanjang perjalanan hidup saya, saya belum pernah menemukan seseorang yang meninggalkan kekasihnya karena kurang putih, bahkan untuk saya sendiri itu tidak pernah saya lakukan, bagi saya pribadi saya bukanlah orang yang menentukan pasangan saya dari kadar melamin yang ada di dalam kulit mereka, dalam urusan mencari pasangan saya lebih mementingkan bagaimana cara dia dapat membuat nyaman saya, dan dapat menyeimbangkan saya dalam hati dan jiwa, sesuatu yang tidak bisa divisualisasikan atau dijelaskan dengan lisan, Warna kulit bukanlah penentu kebahagian dan cinta.


Sudah menjadi rahasia umum dibalik pembuatan iklan-iklan produk kecantikan atau produk pemutih kulit, bahwa bintang-bintang iklan pemutih kulit tersebut memang sudah putih dari sananya, atau hanya sekedar tambahan efek cahaya saja saat pengambilan gambar untuk iklan tersebut. Naun sangat disayangkan seolah menepis realita itu para wanita masih berlomba-lomba membuat kulit mereka seputih mungkin hanya untuk memenuhi standar cantik masyarakat.

Saya banyak berbincang dengan rekan-rekan saya sesama pria, tidak sedikit mereka malah merasa risih terhadap pasangan mereka yang selalu mempersoalkan berat badan, putihnya kulit, dan gaya berbusana mereka. Rekan-rekan saya merasa bahwa mereka tidak pernah menuntut pasangan mereka untuk tampil cantik, berkulit putih, bertubuh langsing atau berpakaian bak seorang model ternama, kalau sudah cinta ya cinta saja. Namun banyak wanita yang berkata bahwa pria seperti ini hanyalah pria munafik, tapi memang itu kenyataannya yang saya dapat dari sebagian besar rekan sesama pria selama perjalanan hidup saya.

Lalu untuk apa para wanita masih berlomba-lomba berdandan mempercantik diri mereka? Dan untuk siapa ? toh pasangan mereka saja malah merasa risih, dan pasangan mereka bisa menerima mereka apa adanya.

No comments:

Post a Comment