Selamat malam menjelang pagi rekan-rekan sekalian, kali ini saya ingin mebahas tentang perpisahan. banyak orang-orang disekitar saya yang banyak mengeluh tentang perpisahan baik dengan pacar sahabat gebetan atau macam-macam lainnya. pelajaran ini saya dapat setelah membaca sebuah blog yang menyadarkan saya untuk bisa menerima perpisahan dan berhenti menyalahkan keadaan.
Setiap orang mencoba untuk menghindari perpisahan, seperti kematian orang-orang berjuang mati-matian menolak mati namun pada akhirnya mereka akan pasrah pada mati, Begitulah sebuah hubungan pada akhirnya kita hanya bisa pasrah pada perpisahan dan pada saat itu semua perjuangan berhenti.
Setiap orang mencoba untuk menghindari perpisahan, seperti kematian orang-orang berjuang mati-matian menolak mati namun pada akhirnya mereka akan pasrah pada mati, Begitulah sebuah hubungan pada akhirnya kita hanya bisa pasrah pada perpisahan dan pada saat itu semua perjuangan berhenti.
harus di ingat hidup punya
masa kadaluarsa, begitu juga dengan hubungan. Jika tidak begitu semua orang
tidak akan pernah mati, bisa dibayangkan bagaimana lagi dunia ini akan menampung
kita, dan coba bayangkan semua orang tidak akan pernah ganti pacar dari pacar pertamanya. Lalu
untuk apa ada pertemuan ?
Perpisahan dan pertemuan sama
seperti kelahiran dan kematian, Perpisahan dan petemuan selalu hadir dalam satu
paket tanpa bisa dipisahkan, coba kita bayangkan uang logam, ya itulah perpisahan dan pertemuan, perpisahan dan pertemuan seperti dua sisi mata uang logam yang selalu
saling melengkapi, Dimana ada pertemuan disitu ada perpisahan.
Kita harus bisa belajar
menerima perpisahan, karena perpisahan itu pasti, hanya sebabnya saja yang
berbeda-beda. kita bisa menemukan 1000 alasan
yang kita sebut sebab perpisahan seperti
dia selingkuh, dia kurang perhatian dan sebagainya tapi pada dasarnya hanya
satu penyebab yang paling mendasar dan alami. Memang sudah waktunya. jadi cobalah untuk belajar meneriman perpisahan, berhenti untuk menyalahkan segala sebab perpisahan, terimalah karena memang sudah waktunya.
No comments:
Post a Comment